Red Skull With Spear Through It

Jumat, 29 Mei 2015

Hati dan Akal

Sakit?
Iya sedikit
Kenapa masih diulangi?
Karna aku kecanduan
Apa kamu bodoh?
Mungkin
Hmmmph, aku tak habis pikir kenapa kamu masih mau mengulangi hal yang membuatmu terluka seperti ini. Apa kamu sudah tak punya rasa sakit lagi?
Tentu saja aku masih punya rasa itu, tapi saat aku ada didekatnya rasa sakit itu tiba-tiba berubah jadi rasa yang membahagiakan. Tak peduli berapa kalipun dia akan menyakitiku lagi dan lagi, meski saat sakit seperti ini aku mengutuknya dengan semua amarahku tapi ketika dia berbicara padaku semua api kemarahan, perih yang aku rasakan seakan-akan lenyap begitu saja.
Terkadang aku juga merasa sangat bodoh kenapa hatiku begitu lemah?! Sebegitu lemahnya dan mudahnya menerima dia yang membuat hatiku terluka. Saat kesenangan hati berkuasa, akalku sama sekali tak berjalan. Namun ketika hati terluka lagi, akalku sangat murka, dia tak terima hati diperlakukan seperti itu.
Ahh kenapa juga hati dan akalku tak mau berjalan beriringan?
Menyebalkan.....!!!

Selasa, 05 Mei 2015

Topeng Kemarahan

Topengku bukan seperti topeng yang kebanyakan dipakai oleh khalayak, topeng yang indah yang menyembunyikan kesedihan, keterpurukan, kemarahan, kejahatan, topeng yang dihiasi senyuman, ukiran indah, bertaburkan permata. Topengku tak seindah itu, topengku tidak menyembunyikan kesedihan, kemarahan, kedengkian, kegilaan dan kejahatan melainkan topengku lambang dari semua itu, topengku menunjukkan semua itu. Kemarahanku dan kegilaanku. Topengku tidak berhiaskan yang hal-hal yang indah,  justru sebaliknya topengku berbentuk menyerupai tengkorak, berukirkan api, bermahkotakan duri yang sangat tajam.

Ketika aku tak mengenakan topengku, aku seperti kebanyakan orang normal, wajar. Namun ketika topeng itu aku ambil dan aku kenakan, sifat pemarah, sifat gila, sifat jahat, kejam, sifat yang senang melihat yang lain menderita muncul. Dia muncul dan menguasai seluruh hati dan tubuhku. Tak ada belas kasih, tak ada pengampunan.
Karena itulah topengku ada karena untuk melindungiku dari rasa sakit. 
Dan kamu telah memaksanya muncul, memaksaku memakai topeng itu, memaksa kegilaan dan kemarahan topeng itu menguasaiku.
Aku tak tau bagaimana cara melepasnya setelah topeng itu telah menyatu denganku. Butuh waktu yang lama untuk melepaskannya, mungkin setelah aku puas melihatmu menderita atau mungkin tidak akan terlepas untuk selamanya. 

Senin, 04 Mei 2015

Rindu Itu Sakit

Apa ini? Sakit sekali. Sesaknya dadaku seakan terinjak oleh sesuatu yang sangat besar. Di kepalaku, ada sesuatu yang tak bisa hilang dari kemarin, dan dadaku rasanya sesak sekali. Mungkin ini yang dinamakan dengan rindu. Apa benar rindu sesakit ini? Apa benar merindukan seseorang akan sesesak ini rasanya?
Aku benci rasa ini. Tak terasa ada bulir - bulir air yang keluar dari mataku dan merembes dipipiku.
Aku tak bisa membendungnya. Tolong enyahkan rasa ini.

Sabtu, 02 Mei 2015

LAMUNAN

Hujan mengguyur lagi, namun deras rintikannya tak terdengar olehku. Entah, mungkin aku terlalu fokus pada lamunan bodohku.
Kopi yang sedari tadi ku seduh pun sampai dingin. 
Yang kulakukan hanya tetap bermain-main dengan lamunan gila dan bodohku tentangmu bersamanya.

Tak bisa ku tepis, tak bisa ku hindari, semuanya masuk dalam lamunanku. Semua tentangmu tergambar jelas di benakku. Sekecil apapun tingkahmu, semuanya tergambar begitu jelas. Bahkan bagaimana caramu berbicara padanya, merangkulnya, memeluknya, menciumnya, semuanya sangat jelas tergambar.

Entah ini hanya sebuah lamunan ataukah memang seperti itu halnya yang terjadi. Tapi satu yang pasti, aku merasakan rasa yang kubenci untuk ku akui. Perasaan yang entah layak untuk hadir atau tidak.